^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Sudah Keluar Putusannya: Boston Rintis Skandal Imamat Masif Pengguncang Negara
Seperti yang sudah saya dokumentasikan pada bagian-bagian sebelumnya, Boston adalah tempat Romo Leonard Feeney, SJ dipersekusi – seorang imam di tahun 1950-an yang terang-terangan mengungkap jelas penyangkalan terhadap dogma Di Luar Gereja Tidak Terdapat Keselamatan, dan melawan penyangkalan itu.
Judul artikel utama surat kabar ini: "Uskup Agung Membungkam Imam"; imam yang dimaksud adalah Romo Feeney, yang membela dogma Di Luar Gereja Tidak Terdapat Keselamatan
Keuskupan Agung Boston adalah tempat diterbitkannya dokumen bidah Protokol 122/49. Boston adalah tempat Romo Feeney dibungkam dan diinterdiksi; ini pada akhirnya berujung pada “ekskomunikasi”-nya, “ekskomunikasi” mengada-ada yang dijatuhkan oleh para klerus bidah di Roma. Dan sekarang, di Boston, mereka sedang merasakan dampak-dampak murka Allah.
BOSTON MENIMBANG KEBANGKRUTAN – Keuskupan Agung Boston dilaporkan sedang menimbang-nimbang opsi mengajukan tuntutan di Pengadilan Kebangkrutan AS kalau prospek pemberesan termediasinya tak kunjung membaik, lapor Boston Globe pada 1 Des. … Seorang juru bicara menyatakan bahwa keuskupan agung harus mempertimbangkan segala opsi yang dia punya, namun berkata bahwa tidak ada jadwal waktu untuk memutuskan apakah akan diajukan kebangkrutan (National Catholic Register, 8-14 Des. 2002, hal. 1)
KEUSKUPAN AGUNG BOSTON JUAL ATAU GADAIKAN PROPERTI YANG DULUNYA TAK TERSENTUH, DEMI MEMBAYAR BIAYA PEMBERESAN SKANDAL SEKSUAL
The Associated Press
BOSTON (AP) – SKANDAL SEKSUAL DI KEUSKUPAN AGUNG BOSTON TELAH MENGGUNCANG GEREJA BENAR-BENAR HAMPIR SAMPAI KE LANDASANNYA.
Demi membantu bayaran pemberesan senilai US$ 85 juta yang tercapai dengan lebih dari 500 korban pelecehan anak yang dilakukan oleh imam, keuskupan agung telah menggadaikan takhta kekuasaannya sendiri – Katedral Holy Cross [Salib Suci] – dan menjual keresidenan uskup agung, sebuah griya besar bergaya Renaisans Italia yang dahulu merupakan simbol keagungan serta otoritas gereja. Berlusin-lusin gereja juga dinanti-nanti akan tutup akibat upaya yang setidak-tidaknya terakselerasi oleh skandal tersebut. (18 Des. 2003)
“Aku akan melampiaskan murka-Ku kepada mereka, sehingga hati-Ku yang panas tenang kembali dan Aku merasa puas; dan mereka akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN yang mengatakannya di dalam cemburu-Ku, tatkala Aku melampiaskan amarah-Ku kepada mereka.
Aku akan membuat engkau menjadi reruntuhan dan buah celaan di antara bangsa-bangsa yang di sekitarmu di hadapan semua orang yang lintas dari padamu. Engkau akan menjadi buah celaan dan cercaan, menjadi peringatan dan suatu kengerian bagi bangsa-bangsa yang di sekitarmu, tatkala Aku menjatuhkan hukuman kepadamu di dalam kemurkaan dan kemarahan dan di dalam penghajaran-penghajaran kemarahan--Aku, TUHAN, yang mengatakannya...” (Yehezkiel 5:13-15)
CBS News – Para anggota klerus dan pihak lainnya di Keuskupan Agung Boston kemungkinan besar telah melakukan pelecehan seksual terhadap lebih dari 1.000 orang dalam selang waktu enam dasawarsa. Jaksa Agung Massachusetts bersuara pada hari Rabu, menyebut skandal itu kian masifnya, sehingga “hampir tak terbayangkan”. … Begitu besar jumlah dugaan pelecehan yang terdokumentasi oleh para investigator di Boston tampak tiada tandingannya, bahkan di tengah-tengah skandal yang telah menjamah setiap dioses di hampir setiap negara bagian dan telah menyebabkan sekitar 1.000 orang mengajukan tuduhan-tuduhan baru secara nasional pada tahun lalu. (CBSNews.com, 23 Juli 2003)
ABC News, 9 Sep. – Keuskupan Agung Boston dan para pengacara korban pelecehan seksual oleh imam mengumumkan pada hari ini bahwa mereka telah mencapai pemberesan senilai US$85 juta, bayaran terbesar yang diketahui dalam skandal pelecehan anak yang telah mengguncang Gereja Katolik Roma. (ABCNews.com, 9 Sep. 2003)
Boston merupakan titik utama tempat tersingkapnya skandal seksual masif itu, dan Boston istilahnya juga merupakan pusat gempa rohani tersebut. Kota itu benar-benar menjadi “bahan celaan”, “kehinaan”, “sumber ketakjuban” bagi media dan dunia! Mengapa? Jawabannya jelas bagi mereka yang punya mata untuk melihat (Yehezkiel 5).
Katedral Salib Suci, Boston
Orang-orang dan klerus di Boston membenci, menganiaya dan mengutuk (“mengekskomunikasi”) makna sebenarnya dari dogma Di Luar Gereja Tidak Terdapat Keselamatan serta imam yang setia membelanya. Lantas, Allah membiarkan rumah mereka menjadi hampa belaka dan menyerahkannya kepada sekelompok roh jahat. Tak diragukan bahwa skandal pada ranah-ranah lain dalam sekte sesat Vatikan II yang non-Katolik itu dahulu dan sekarang luar biasa merajalela dan menyeramkan, namun Boston (tak diragukan sedikit pun) sejauh ini pada waktu itu adalah yang paling terkenal. Mereka mendapat gerombolan imam “non-Feeneyit”, pastinya, persis seperti yang mereka inginkan. Mereka pastinya mendapat para imam yang percaya “pembaptisan keinginan” dan “ketidaktahuan tak teratasi”.
Para bidah di Boston tidak ingin kebenaran Yesus Kristus dan dogma-Nya tentang keperluan mutlak Iman Katolik dan Pembaptisan untuk beroleh keselamatan, maka Allah membiarkan mereka memiliki sekelompok imam pemurtad dan bejat kepunyaan mereka sendiri – persis seperti yang mereka inginkan.
Ini seharusnya mencetuskan rasa takut dalam hati mereka – terutama banyak kaum “tradisionalis” – yang mengaku-ngaku melawan kemurtadan ini, namun membenci dogma ini, menghina dan mengolok-olok Romo Leonard Feeney, serta orang-orang lain yang setia berpegang kepada ajaran Gereja pada perkara ini. Orang-orang semacam itu membuat diri mereka dibenci Allah dan merupakan salah satu sebab kemurtadan ini, kemurtadan yang terwujud dalam skandal luar biasa di kalangan imam non-Katolik dari sekte sesat Vatikan II. Fakta bahwa Keuskupan Agung Boston harus menggadaikan katedralnya serta keresidenan uskup agungnya sendiri akibat skandal seksual para imamnya, sangat simbolis. Ini bukan suatu kebetulan. Ini menunjukkan bagaimana orang-orang yang menyangkal dogma Katolik tentang keselamatan, meninggalkan tempat mereka dalam Gereja Kristus dan sama sekali tidak punya otoritas. Tuhan sudah berbicara, dan dalam murka-Nya melampiaskan amarah-Nya supaya tetap tinggal atas mereka.
APAKAH ROMO FEENEY MEMPREDIKSIKAN TIADANYA PAUS?
Sebelum perkara ini saya bahas, saya harus ingatkan pembaca bahwa kami ini bukan “Feeneyit” dan bahwa saya belum pernah mendengar tentang Romo Leonard Feeney ketika saya sampai pada Kesimpulan yang sama tentang keperluan mutlak pembaptisan air berdasarkan ajaran dogmatis Gereja Katolik. Kami tidak setuju dengan beberapa Kesimpulan Romo Feeney tentang Pembenaran (kami percaya ia khilaf dalam iktikad baik pada perkara-perkara ini).
Pada perikop-perikop dalam buku Romo Feeney, Bread of Life [Roti Hidup] di bawah ini – yang terdiri dari khotbah-khotbah Romo Feeney sebelum Vatikan II – ia mengaitkan tiadanya Sri Paus di kemudian hari (yakni, yang sudah kita alami dengan memimpinnya para anti-Paus Vatikan II) dengan penyangkalan terhadap dogma Di Luar Gereja Katolik Tidak Terdapat Keselamatan. Seperti yang sudah saya tunjukkan, para bidah yang menyangkal dogma ini sudah dipasang pada posisi-posisi tinggi di Gereja sebelum Vatikan II, dan pada waktu itu sedang mengajarkan bahwa orang-orang bisa selamat dalam agama-agama sesat. Romo Feeney tampak menubuatkan, bahwa oleh sebab bidah inilah Allah akan membiarkan datangnya Kemurtadan Besar dan tiadanya Paus (yakni, yang sudah kita alami dengan memerintahnya para Anti-Paus Vatikan II).
Romo Feeney, dalam menulis perikop di atas sebelum Konsili Vatikan II, memprediksikan tiadanya Paus di kemudian hari akibat begitu besarnya jumlah kaum bidah dalam struktur Gereja yang menyangkal perlunya Gereja untuk keselamatan. Betul-betul suatu wawasan luar biasa!
Romo Feeney juga mencatat bahwa bidah melawan dogma keselamatan serta perlunya Pembaptisan inilah yang menghantar kepada “Jumat Agung tanpa Allah yang bersimbah darah”. Coba tengok saja gereja-gereja Novus Ordo untuk melihat apabila itu sudah digenapi. Romo Feeney melanjutkan dengan berkata sebagai berikut pada bab yang sama:
Seperti yang bisa kita lihat pada video kami Vatikan II: Konsili Kemurtadan, pernyataan bergaris bawah di atas – tiadanya tiara kepausan – benar-benar terjadi ketika Anti-Paus Paulus VI dengan gembira menyerahkan tiara kepausan dan salib pektoral kepausan kepada para perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang kemudian menjualnya kepada seorang pedagang Yahudi!
Sewaktu Anti-Paus Paulus VI menyerahkan Tiara Kepausan, itu adalah simbol penyerahan otoritas Kepausan (meski dia sama sekali tidak punya otoritas itu karena dia Anti-Paus).
Namun itu merupakan simbol bagaimana para musuh Gereja, dan para bidah non-Katolik, telah dipersilakan mengambil alih struktur fisik Gereja dan menciptakan sekte palsu non-Katolik (sekte Vatikan II). Wawasan Romo Feeney tentang Tiara Kepausan ini begitu akurat, sehingga Allah pastilah yang telah membuat dirinya berkata-kata demikian. Tetapi ini hanya kembali membuktikan bahwa sekali perlunya Gereja disangkal, hal-hal lainnya tentang Iman menjadi tak bermakna. Inilah alasan mereka yang berpikir bahwa perkara Misa merupakan perkara utamanya, dan medan perang sesungguhnya, orang-orang itu keliru. Peperangannya bermula dan berpusat pada dogma ini, sebab sekali perlunya Iman Katolik disangkal, lantas segala sesuatu lainnya menjadi tak bermakna.
Dalam mewanti-wanti jatuhnya hukuman-hukuman parah serta akan timbulnya buah-buah mematikan dari penyangkalan terhadap dogma ini, Romo Feeney hanya mengulangi peringatan-peringatan para Paus terdahulu, seperti Paus Gregorius XVI.
Ada seorang penulis yang menganggap diri “Katolik tradisional”, namun menyangkal makna sebenarnya dari dogma Di Luar Gereja Tidak Terdapat Keselamatan. Dia telah menyatakan bahwa ajaran tentang ketidaktahuan tak teratasi bukan yang membunuh misi-misi; ajaran Vatikan II tentang ekumenismelah yang membunuhnya. Yang gagal disadari oleh si bidah itu, adalah bidah keselamatan bagi non-Katolik melalui “ketidaktahuan tak teratasi” melahirkan ajaran bidah kebebasan beragama dan berhati nurani, seperti yang ditunjukkan oleh Paus Gregorius XVI di atas. Dokumen-dokumen bidah Vatikan II tentang kebebasan beragama, ekumenisme dan kebebasan berhati nurani bukanlah awal mula bidah tersebut, namun hasil dari penyangkalan terhadap makna sebenarnya dogma keselamatan.
Namun sementara Paus Gregorius XVI dulu mewanti-wanti tentang hal ini, Romo Feeney waktu itu sedang hidup pada tahap-tahap awal penggenapannya. Tahap-tahap akhirnya berpuncak, antara lain, pada skandal imamat masif yang terdokumentasi di atas, dalam sekte palsu Vatikan II. Romo Feeney adalah orang yang digunakan Allah untuk mewartakan kepada dunia sebelum revolusi Vatikan II, bahwa perkara ini adalah perkara sentral dan kalau terus disangkal, ujungnya akan segera datang dan Kemurtadan Besar pun akan terjadi. Romo Feeney mengimbuhkan prakata berikut pada cetakan tahun 1974 dari bukunya Bread of Life [Roti Hidup]:
Romo Feeney di tahun 1974 melihat segala sesuatu dirampas dari orang Katolik, terutama karena mereka menyangkal dogma Di Luar Gereja Tidak Terdapat Keselamatan, dan tidak peduli tentang kebenaran-kebenaran yang diwahyukan Allah tentang Iman. Kita melihatnya pada hari ini bukan hanya dalam Sekte Vatikan II saja, namun dalam Gerakan Katolik tradisional. Banyak orang yang menghadiri Misa Latin di hari ini tidak peduli yang sebenarnya dipercayai sang imam; mereka hanya peduli imam itu merayakan Misa yang valid, dan bukan Misa Novus Ordo yang tidak valid. Tidak mereka pedulikan kepercayaan sang imam bahwa orang-orang Yahudi yang menolak Yesus Kristus sendiri bisa selamat, sementara mereka berpura-pura berdevosi hebat kepada Misa yang diinstitusikan Kristus. Orang-orang ini sangat amat tidak taat kepada kebenaran Allah dan kurban mereka pada Misa tidak membuahkan hasil, sebab mereka memberontak terhadap sabda terwahyu-Nya, sabda Allah.
Ayat Kitab Suci ini bukan tentang ketaatan kepada pihak yang disebut otoritas dalam Gereja, namun membahas ketaatan kepada Sabda Allah – Iman akan Sabda Terwahyu-Nya. Dan teguran mencekam di atas dalam 1 Raja-Raja 15 itu dulu dibuat oleh Nabi Samuel kepada Raja Saul, yang telah mempersembahkan kurban sembari melanggar sabda Allah secara langsung. Saul dulunya telah berupaya menyenangkan Allah dengan kurbannya, namun dia pada saat itu juga menentang sabda yang difirmankan Allah. Lantas kurban Raja Saul sama sekali ditolak oleh Allah dan Saul sendiri dibuang oleh Tuhan. Perkataan yang disampaikan oleh Samuel kepada Raja Saul boleh disampaikan pula kepada para “Katolik” palsu, yang menolak suara Allah (dogma terwahyu milik-Nya bahwa tidak ada keselamatan di luar Gereja Katolik). Dan karena mereka tidak menerima Sabda-Nya pada perkara ini; sementara mereka berpikir mereka bisa berkenan kepada-Nya dengan mempersembahkan kurban pada Misa Latin Tradisional, kurban mereka pada Misa Latin Tradisional itu tidak akan berfaedah bagi mereka dan akan ditolak Allah. Lantaran mereka menolak “suara Tuhan” – makna sebetulnya yang terdefinisi dari dogma Di Luar Gereja Tidak Terdapat Keselamatan – Allah menolak kurban-kurban dan persembahan-persembahan mereka.
Dan persis karena alasan inilah Allah membiarkan bangunan-bangunan, seminari-seminari dan sekolahan-sekolahan Katolik dirampas serta disita oleh sekte palsu non-Katolik (sekte Vatkan II/Novus Ordo), bersama para imam pemurtad, orang bejat, “Misa” palsu (Misa Baru) dan seorang Anti-Paus pemurtad – yang mengepalai Vatikan yang menganggap semua agama benar; menyatakan bahwa Yahudi tidak perlu berkonversi kepada Kristus supaya selamat; bahwa kaum Skismatis Timur hendaknya tidak dikonversikan; bahwa Konsili Trente tidak lagi mengutuk orang-orang Lutheran; bahwa Islam hendaknya dilindungi, dst., dst., dst. Allah mencampakkan orang-orang yang mengaku “KatoliK” karena mereka mencampakkan serta mengutuk kebenaran-Nya pada perkara keselamatan, dan Dia menyerahkan kepunyaan mereka kepada segerombolan roh jahat, sama seperti diri-Nya membuang Saul dari kedudukannya sebagai Raja.
Catatan kaki:
[1] Romo Mark Massa, Catholics and American Culture [Orang Katolik dan Budaya Amerika], New York: The Crossroad Publishing, Co., 1999, hal. 31
[2] The Papal Encyclicals, Vol. 1 (1740-1878), hal. 239.
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 2 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 2 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...